๑۩๑ Selamat Merayakan Tahun Baru Hijriyah 1435 H, Tetap Perbanyak Shalawat kepada Manusia Terindah, Rasulillah Muhammad Ibni Abdillah ๑۩๑
Senin, 25 Februari 2013

Pengertian Tahlilan

Tahlilan,sebuah kata yang tidak asing lagi bagi sebagian besar umat Islam di tanah air. Tahlilan menjadi salah satu kegiatan inti dalam berbagai acara khususnya selamatan kematian, ziarah kubur bahkan pembukaan suatu acara.

Tahlilan berasal dari kata Hallala-Yuhallilu-Tahlilan, yang artinya adalah pembacaaan kalimat tahlil, yaitu kalimat "La Illaha Illallah". Tahlilan yang tengah kita bahas ini bukanlah tahlilan dalam pengertian tersebut, akan tetapi merujuk pada sebuah kegiatan keagamaan di dalam mengeirimkan doa, memohonkan ampunan kepada Allah dan memohonkan syafa'at kepada baginda Muhammad Saw untuk para ruh, baik itu orang tua kita sendiri, anak, kerabat, kawan, guru, serta kaum muslimin-muslimat yang telah wafat. Rangkaian kegiatan ini dinamakan tahlilan adalah karena kalimat tahlil menjadi kalimat dzikir yang paling banyak dibaca di dalam kegiaran tersebut.

Lantunan Yasin dan surat-surat lain di dalam Al-Quran serta gemuruh tahlil, tasbih, tahmid, shalawat dan berbagai dzikir lainnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalam sebuah tahlilan. Dengan khusyuk, kerndahan hati dan prasangka baik kepada Allah, para jamaah melantunkan ayat-ayat suci dan kalimat dzikir. Mereka yakin, perbuatan tersebut akan bermanfaat bagi dirinya maupun bagi ruh yang sedang didoakan. Keyakinan seperti ini telah mengakar di dalam diri setiap orang yang mengikuti tahlilan. Sebelum acara tahlilan ditutup, biasanya juga diisi terlebih dahulu dengan pemberian ceramah keagamaan dari seorang atau beberapa ulama. Kemudian saat seluruh rangkaian acara telah selelsai, sebagai ungkapan terima kasih, penyelenggara biasanya akan memberikan bingkisan atau hantaran kepada jamaah yang hadir. Biasanya penyelenggara memberikan "berkat" yakni semacam bingkisan atau hantaran berupa nasi lengkap dengan lauknya atau juga berupa bahan sembako. Semuanya tergantung pada kemampuan penyelenggara.

Sayangnya, ada segelintir orang yang belum mengetahui landasan hukum dari kegiatan tahlilan, tidak mau ikut serta di dalam acara tersebut bahkan kemudian memnetangnya dengan bersenjatakan kata "bid'ah", lewat ceramah dan berbagai tulisan di berbagai media, secara serampangan mereka menyatakan bahwa para pelaku tahlialn dadalah orang-orang yang meninggalkan sunah dan calon-calon penghuni neraka.

Anggapan semacam ini tentunya tidak benar. Sebab, jika dicermati secara seksama, ternyata pengamal tahlilan justru lebih banyak dan giat melakukan sunah. Para pengamal tahlilan justru menyemangati umat Islam untuk melakukan sunah dan secra santun telah membimbing masyarakat menghidupkan sunah Nabi Saw, sehingga tercipta sikpa kepedulian yang memperstukan umat islam. Setidkanya pelaku tahlilan telah menghidupkan kebiasaan berdzikir, bersedekah, saling menasehati, bersilaturahim, kepedulian kepada sesama umat muslim dan lain sebagainya. 

1 komentar:

- mengatakan...

Setujuh :))

Mari Berbagi Ilmu dengan like fanspage and follow twitter kami..

×
Diberdayakan oleh Blogger.



Follow Us on Twitter..

Pengikut