Selasa, 04 Juni 2013
Akhlak Rasul, Tidak Melupakan Jasa Istri
Setiap wanita tentu mendambakan suami yang penuh kasih dan
cinta, yang menyapa dengan lembut dan tidak melupakan kewajibannya sebagai
kepala keluarga. Suami yang tidak melupakan kebaikan sang istri semasa hidup
maupun setelah ia meninggalkan dunia yang fana. Demikianlah cinta dan kasih
baginda Muhammad shalallahu ‘alaihi wa
sallam kepada istri-istrinya.
Sayyidah Khadijah
rha merupakan istri pertama dan tercinta beliau shalallahu ‘alahi wa sallam. Kedudukannya di hati Nabi shalallahu ‘alahi wa sallam tidak
tergantikan oleh siapapun. Saat kaum musyrikin menyakiti dan mengganggu Nabi, Sayyidah Khadijah rha dengan setia
mendampingi dan membela beliau shalallau ‘alahi
wa sallam. Jiwa dan raga dan seluruh hartanya ia baktikan untuk Allah dan
Rasul-Nya shalallahu ‘alaihi wa sallam sehingga
Allah yang Maha Penyayang pun mengirimkan sebuah salam untuknya.
Saat Sayyidah Khadijah
yang penuh kasih sayang meninggal dunia, Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam pun sangat sedih sehingga setahun itu
kemudian disebut dengan tahun kesedihan.
Sepeninggal Sayyidah Khadijah,
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian
menikah dengan Sayyidah ‘Aisyah. Gadis
kecil yang cerdas, cantik dan beliau sangat mencintainya. Akan tetapi, dapatkah
beliau melupakan semua jasa istri tercinta yang menanti di SurgaNya? Tidak,
beliau tidak pernah melupakan Sayyidah Khadijah
rha. Sebagaimana hal itu tampak dalam penuturna Sayyidah ‘Aisyah di bawah ini :
“Aku tidak pernah merasa cemburu kepada salah seorang istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam seperti rasa cemburuku kepada Khadijah. Ia wafat sebelum Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menikahiku. Kendati demikian, beliau sering menyebutnya. Allah juga memerintahkan beliau untuk memberikan kabar gembira kepadanya bahwa sebuah rumah yang terbuat dari permata telah dipersiapkan untuknya di Surga. Dan beliau suka menyembelih kambing yang kemudian beliau hadiahkan kepada bibi-bibi Khadijah.” (HR. Bukhari)
Dalam kesempatan lain, Sayyidah
‘Aisyah menjelaskan :
“Terkadang beliau shalallahu ‘alahi wa sallam menyembelih kambing, memotong-motongya menjadi beberapa bagian, kemudian memberikannya kepada teman-teman Khadijah.” (HR. Bukhari)Karena sangat mencintai Sayyidah Khadijah rha, maka ketika mendengar suara Halah – saudari Sayyidah Khadijah rha – yang meminta izin untuk bertemu dengannya, beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam merasa sangat senang, sebab suaranya sangat mirip dengan suaru Sayyidah Khadijah rha. (HR. Bukhari)
Demikianlah akhlak baginda Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam terhadap istri yang telah meninggal
dunia. Beliau tidak melupakannya. Bahkan karena sangat mencintainya, beliau
menghormati dan memuliakan kerabat serta teman-teman istrinya tersebut. Kendati
memiliki delapan istri lainnya, beliau tetap sering menyebut-nyebut Sayyidah Khadijah sehingga Sayyidah ‘Aisyah yang tidak pernah
bertemu dengannya pun merasa cemburu.
sumber : buku Akhlak Nabi karya Habib Naufal Alaydrus
cetakan 1 Januari 2013
Label:
ilmu islami,
kumpulan ilmu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar