Selasa, 16 Juli 2013
Biografi Al Hasan Al Basri
Jalur Keturunan
Al
Hasan Al Basri adalah putra dari seorang ayah yang bernama Yassar dan seorang
ibu bernama Khairah Maulat Ummul Mukminin. Beliau dilahirkan di kota Madinah
pada tahun 21 (dua puluh satu) H dan mempunyai nama lengkap Abu Said Al Hasan
ibnu Abi Al Yasser Al Basri, dari nama itu kemudian beliau di kenal dengan nama
Al-Hasan Al-Basri.
Kehidupan Al Hasan
Sebagai
pemuda yang cerdas, beliau tekun memperdalam ilmu-ilmu agama kepada para ulama
terkemuka dan terkenal, dan dalam kegiatannya beliau mencari ilmu itu, beliau
bertemu dengan para sahabat yang pernah ikut dalam perang dan tidak kurang dari
300 orang sahabat nabi lainnya.
Setelah
beliau merasa cukup mampu untuk mengamalkan ilmunya, maka pada tahun 37 H
setelah perang shiffin beliau pindah ke Basrah dan mulai karirnya sebagai
Ulama’ dan seorang zahid besar yang sangat berpengaruh.
Keistimewaan Al Hasan
Sebagai
seorang sufi, Al-Hasan memiliki kelebihan-kelebihan dan keistimewaan,
diantaranya adalah :
- Hasan Al Basri memiliki sifat-sifat terpuji dan ilmu pengetahuan yang luas dan dalam. Dengan kelebihan ilmu yang dimilki itulah sehingga Ali bin Abi Thalib pernah menguji kepada Al-Hasan dengan bertanya tentang kebaikan dan hal-hal yang dapat merusak agama.
- Dengan keluasan ilmunya itu, ssehingga membuat Al-Hasan selalu dalam ketakutan dan berduka sepanjang hari, hidup Zuhud dan wara’. Beliau sepanjang masa tidak pernha tidur dalam keadaan senang karena selalu mengingat Allah.
- Beliau selalu hidup dalam keprihatinan dan banyak duka. Ini semua di lakukan untuk memperkuat semangat amal shaleh.
Pokok-pokok Pikiran
Al-Hasan
Diantara pokok-pokok pikiran
Al-Hasan adalah :
- Kebaikan agama adalah hidup wara’ dan yang merusak kepada agama adalah Tamak.
- Kita hidup di dunia ini harus selalu berduka dan prihatin. Karena kehidupan kita di dunia yang sementara ini nanti akan kita pertanggung jawabkan di akherat, dan kehidupan kita yang sementara ini di batasi oleh mati yang datangya sewaktu-waktu dan tidak dapat kita ketahui kapan datangnya maut tersebut. Oleh karena itu bagi orang yang beriman kehidupan di dunia bukan untuk bersenang-senang, tapi digunakan seabagai upaya untuk meningkatkan amal shaleh sebagai bekal kehidupan di akherat nanti.
- Dengan ilmu dan iman akan memudahkan kita untuk selalu dekat dengan Allah, sebagimana yang diteangkan Allah dan Al-Qur’an : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (Lihat pada Surat Al-Hujarat ayat 130).
- Kehidupan di dunia ini adalah bagaikan Ular berbisa yang lembut setuhannya dan mematikan bisanya, oleh karena itu hati-hatilah menghadapi pesona dunia dan waspadalah terhadap pesona-pesona dunia yang menggiurkan.
Wafatnya Al-Hasan
Setelah
banyak berjuang dan mengisi kehdiupan di dunia ini untuk mengabdi kepada Allah,
lalu beliau meninggal dunia di kota Basrah pada tahun 110 H.
Sumber : Buku Kisah
Kehidupan Para Sufi Terkemuka
Karya Ust. Labib, Mz
dan Drs. Farid Abdullah
Label:
akhlak para wali,
kisah para wali
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar