๑۩๑ Selamat Merayakan Tahun Baru Hijriyah 1435 H, Tetap Perbanyak Shalawat kepada Manusia Terindah, Rasulillah Muhammad Ibni Abdillah ๑۩๑
Jumat, 12 Juli 2013

Sahl Bin ‘Abdullah At-Tustari dan Tetangga Majusinya

Sahl bin ‘Abdullah At-Tustari bertetangga dengan seorang Majusi (penyembah api). Pada suatu hari WC (toilet) si Majusi bocor dan airnya yang anjis merembas ke atap rumah Sahl. Setiap hari Sahl meletakkan bejana di bawah atap tersebut untuk menampung rembasan air yang najis itu. Malam harinya beliau membuang air rembasan itu tanpa sepengetahuan seorang pun. Hal ini beliau lakukan selama bertahun-tahun.

Ketika Sahl sakit mendekati ajalnya, si Majusi menjenguknya dan melihat najis yang menetes ke bejana tersebut. Ia pun bertanya :

“Apa yang menetes dari atap rumahmu ini?”

“Sebenarnya aku tidak ingin menceritakan hal ini kepada seorang pun. Akan tetapi, kulihat ajalku telah dekat, dan aku khawatir orang lain tidak dapat melakukan apa yang kulakukan ini. Maka terpaksa kuceritakan kepadamu, dan setelah ini terserah apa yang akan engkau lakukan. Kotoran yang menetes dari atap rumahku ini berasal dari WC rumahmu. Selama bertahun-tahun aku menampungnya di bejana itu dan membuangnya di malam hari agar tidak seorang pun yang mengetahuinya,” jawab Sahl.


“Tuanku, selama bertahun-tahun engkau perlakukan aku seperti ini, padahal aku bukan seorang Muslim? Tolong julurkan tanganmu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan Nabi Muhammad adalah Rasul utusan Allah,”

Setelah menyaksikan keislaman tetangganya tersebut, Sahl pun meninggal dunia.  (Dr. Musthafa Murad, Qishashush Sholihin, Darul Fajr Litturats, Cet.1 Mesir, 2004 Hal, 94).

Hikmah Dibalik Kisah

Islam adalah sebuah agama yang penuh kasih sayang. Dalam kehidupan dunia ini, manusia tidak dapat hidup sendiri. Mereka berdampingan dengan manusia lainnya dalam sebuah tatanan masyarakat yang majemuk. Demi menjamin kelangsungan hidup bermasyarakat yang harmonis dan penuh cinta, maka Allah mensyariatkan setiap Muslim untuk berbuat baik kepada tetangganya, Muslim maupun Kafir, dekat maupun jauh. Bahkan Allah mencantumkan permasalahan ini dalam Al-Qur’an.

Allah mewahyukan :

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri...(An-Nisa’ ,4:36)
Sayangnya, pengamalan nilai-nilai Islam semakin langka. Ajaran yang penuh kasih ini pun tertutup oleh perilaku umatnya yang jauh menyimpang dari ajaran-Nya. Bagaimana tidak, betapa banyak di antara kita yang mengabaikan tetangganya dan hidup untuk dirinya sendiri. Padahal Rasulullah saw telah bersabda yang artinya :

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya dia memuliakan tetangganya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Barang siapa mengganggu tetangganya, berarti dia telah menggangguku dan barang siapa menggangguku berarti dia telah mengganggu Allah.” (HR. Abu Syeikh dan Abu Nu’aim)
“Hak tetangga antara lain adalah jika dia sakit, maka engkau menjenguknya. Jika dia meninggal dunia, maka engkau mengantarkan jenazahnya. Jika dia meminjam sesuatu kepadamu, maka engkau meminjaminya. Jika dia melakukan suatu perbuatan yang menodai kehormatannya, maka engkau tutup aibnya. Jika dia memperoleh kebaikan, maka engkau ucapkan selamat kepadanya. Jika dia mendapatkan musibah, maka engkau turut berduka cita. Jangan membangun rumahmu lebih tinggi dari rumahnya ( kecuali dengan izinnya ), sebab akan menghalangi udara memasuki rumahnya. Jangan mengganggunya dengan aroma kualimu kecuali jika engkau memberinya sedikit masakan tersebut.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Jika engkau membeli buah-buahan, maka berilah dia. Jika engkau tidak mampu meberinya, maka bawalah masuk buah-buahan tersebut ke rumahmu secara sembunyi-sembunyi dan jangan biarkan anakmu membawanya ke luar sehingga anak tetanggamu merasa iri.” (HR. Muslim)
Berbuat baik kepada tetangga dapat kita lakukan dengan melakukan 4 hal berikut :

  1. Membantunya dengan segenap yang kita miliki
  2. Tidak mendambakan apa yang dia miliki
  3. Tidak mengganggunya
  4. Bersabar atas gangguannya

Tetangga yang paling berhak untuk kita santuni adalah yang paling dekat rumahnya. Dalam sebuah hadist disebutkan :

“Diantara tetangga ada yang memiliki tiga hak, yaitu tetangga yang muslim dan memiliki hubungan kerabat. Di antara mereka ada yang memiliki dua hak, yaitu tetangga Muslim. Dan di antara mereka ada yang hanya memiliki satu hak, yaitu tetangga yang kafir.” (HR. Abu Nu’aim dengan matan berbeda)
Bahkan Rasulullah saw menjadikan tetangga sebagai tolok ukur kebaikan dan keburukan seseorang. Pada suatu hari seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah saw :
“Wahai Rasulullah, bagaimana caranya agar saya dapat mengetahui bahwa saya ini baik atau buruk?”

“Jika engkau mendengar tetanggamu berkata bahwa engkau baik, maka engkau adalah baik. Dan jika engkau mendengar tetanggamu berkata bahwa engkau adalah buruk, maka engkau adalah buruk,”jawab Rasulullah saw (HR. Ahmad dan Thabrani)

0 komentar:

Mari Berbagi Ilmu dengan like fanspage and follow twitter kami..

×
Diberdayakan oleh Blogger.



Follow Us on Twitter..

Pengikut