Kamis, 22 Agustus 2013
"Cara Orang Sholeh Mengendalikan Nafsunya"
Cerita Imam Ahmad dan Kuli
Suatu hari putra Imam Ahmad menyewa seorang kuli untuk
mengangkat barang dari pasar ke rumah. Ketika sampai di rumah beliau, kuli itu
mencium aroma roti. Mereka (keluarga Imam Ahmad) memberinya sepotong roti,
tetapi sang kuli menolaknya. Ketika sang kuli meninggalkan rumah beliau, Imam
Ahmad memerintahkan putranya untuk mengejarnya dan memberikan roti itu
kepadanya. Anehnya sang kuli mau menerimanya. Peristiwa ini menarik perhatian
putra Imam Ahmad dan ia pun bertanya kepada ayahnya :
“Duhai ayah, mengapa ia mau menerima roti itu setelah
meninggalkan rumah ini, sedangkan sebelumnya ia menolaknya?”
“Kuli itu seorang yang sholeh. Ia sedang berpuasa. Ketika mencium
aroma roti tersebut nafsunya menginginkannya. Oleh karena itu, ketika diberi
roti itu ia menolaknya. Setelah ia pergi, nafsunya sudah tidak lagi
menginginkan roti itu lagi, maka ketika engkau memberikannya, ia pun
menerimanya,” Jawab Imam Ahmad.
Hikmah di Balik Kisah
Orang-orang yang beriman menerapkan adab dalam semua segi
kehidupan mereka, termasuk di antaranya adab saat meneriman atau menolka
pemberian. Habib ‘Abdullah bin ‘Alwi Al-Haddad dalam salah satu nasehatnya
berkata :
“Jika engkau menerima pemberian dari seseorang, maka
yakinilah dalam hatimu bahwa pada hakikatnya yang memberi adalah Allah Ta’alla,
dan jangan tautkan hatimu kepada makhluk Allah. Jika hatimu sudah mampu
bersikap demikian, terimalah pemberian itu dan jangan khawatir. Menerima pemberian yang tidak
disukai (yang tidak terpuji) adalah jika seorang menerima sesuatu sedangkan
nafsunya sangat menginginkannya. Ia menginginkan sesuatu itu dari tempat
tertentu. Orang-orang terdahulu, mereka menolak pemberian yang sangat
diinginkan oleh nafsu mereka.
Label:
akhlak para wali,
kisah para wali
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar