Rabu, 20 Maret 2013
Mengulang Shalat 30 Tahun
Seorang pria yang shaleh bercerita :
Telah puluhan tahun aku menunaikan shalat lima waktu
berjamaah di masjid pada shaf pertama. Suatu hari, aku terlambat dan shaf awal
telah penuh. Terpaksa aku shalat di shaf kedua. Saat itu dalam hatiku terlintas
perasaan malu kepada jamaah lain. Ketika itulah baru kusadari bahwa selama ini
shalatku di shaf awal telah bercampur dengan riya’ dan rasa senang dipangang
sebagai orang yang terdepan dalam mencari kebaikan. Demi memperbaiki shalatku
selama ini, maka kuulangi shalatku selama 30 tahun tersebut.
Hikmah di balik kisah
Seorang yang cinta kepada Allah, selalu berusaha
mempersembahkan yang terbaik untuk-Nya. Dia tidak ingin ibadahnya bercampur
dengan hal-hal yang dapat merusahk kemurnian ibadahnya. Berbagai penyakit hati
seperti riya’, ujub dan lainnya dapat menghancurkan berbagai amal shaleh yang
telah kita kerjakan dengan susah payah. Penyakit hati ini sulit kita deteksi
keberadaannya, sebab, dia mampu bersembunyi dan menyamar sebagai suara
kebaikan. Lihatlah orang shaleh dalam kisah di atas. Dia baru menyadari bahwa
shalatnya selama ini masih bercampur dengan sedikit riya, setalah melihat bahwa
hatinya merasa malu shalat di shaf kedua. Kendati shalatnya selama ini sah,
tetapi karena sangat berhati-hati dan tidak ingin merugi, dia mengulangi
shalatnya selama 30 tahun tersebut. Begitulah sikap kaum shalihin, mereka
mempersembahkan yang terbaik, tetapi tetap merasa takut dan menuduh dirinya
masih penuh kekurangan dan kesalahan. Lalu bagaimana dengan shalat kita selama
ini? Sudahkah kita teliti keikhlasannya?
Saudaraku, hati-hati, bisa jadi ibadah yang kita lakukan 30
tahun lalu hancur hanya karena riya’ yang timbul sekarang. Contohnya kita 40
tahun lalu bersedekah secara sembunyi-sembunyi dan tidak ingin ada orang yang
tahu. Dengan tujuan ingin dipuji. Maka, sedekah kita 40 tahun yang lalu itu pun
menjadi tidak ikhlas lagi. Begitu pula dengan amal shaleh lainnya.
dikutip dari buku Imam Ghazali Bercerita karya Habib Naufal Alaydrus
Label:
akhlak para wali,
kisah para wali
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
entar jelasin lg ya gan :)
Posting Komentar