๑۩๑ Selamat Merayakan Tahun Baru Hijriyah 1435 H, Tetap Perbanyak Shalawat kepada Manusia Terindah, Rasulillah Muhammad Ibni Abdillah ๑۩๑
Minggu, 17 Maret 2013

Siapa Yang Paling Dermawan ?


 
Abu Sa’id Al-Harkusyi ra menuturkan:
Di Mesir ada seorang lelaki yang dikenal suka mengumpulkan dana bagi kaum fakir miskin. Suatu hari, istri seorang lelaki miskin melahirkan putranya. Lelaki itu datang menemuinya dan berkata, “Istrik melahirkan, tetapi aku tidak memiliki apa-apa.” Ia mengajak lelaki miskin itu menemui sejumlah orang. Tetapi, tidak ada seorang pun yang memberikan sumbangan. Ia lalu menzirahi makam seorang Muslim dan duduk di samping makanya seraya berkata, “Semoga Allah merahmatimu. Dahulu semasa hidup, engkau suka berdema. Hari ini aku telah berkeliling mencari dana untuk seorang bayai yang baru lahir, tetapi tidak ada seorang pun yang membantu.” Lelaki itu lalu berdiri sambil mengeluarkan satu dinar dari sakunya dan membaginya menjadi dua.
Satu bagian ia serahkan kepada si miskin sedangkan sisanya ia simpan. Kemudian ia berkata, “Uang setengah dinar ini kuhutangkan kepadamu. Bayarlah setelah Allah memberimu rezeki.” Orang miskin itu kembali ke rumahnya dan memanfaatkan uang itu sesuai kebutuhannya. Malam harinya, sang pencari dana bermimpi bertemu dengan sang dermawan yang telah meninggal dunia tersebut.
“Aku mendengar semua yang kau ucapkan , tetapi kami tidak diizinkan untuk menjawab. Datanglah ke rumahku dan katakan kepada anak-anakku agar mereka menggali tanah di bawah tungku perapian. Disana ada geriba yang berisi uang sebesar 500 dinar. Serahkan uang itu kepada lelaki miskin tadi,” ucap lelaki yang telah meninggal dunia tersebut.
Keesokan harinya ia mengunjungi rumah almarhum dan menceritakan mimpinya kepada anak-anaknya.
“Tunggu sebentar,” ujar mereka setelah mendengar beritanya.
Mereka segera menggali tanah di bawah tungku perapian dan menemukan uang tersebut tepat seperti yang disebutkan dalam mimpi. Mereka serahkan itu kepadanya.
“Ini uang warisan, milik kalian. Mimpi tidak dapat dijadikan sebagai sumber hukum,” ujar pencari dana,
“Ayah kami masih berderma meskipun telah meninggal dunia, lalu apakah kami yang hidup ini tidak mau berderma?” jawab mereka.
Mereka memaksanya untuk menerima uang tersebut. Ia pun menerimanya dan memberikan uang itu kepada lelaki miskin yang memohon bantuaannya. Ia ceritakan asal usul tersebut kepadanya. Anehnya, lelaki miskin itu hanya mengambil satu dinar kemudian membaginya menjadi dua. Setengah dinar ia gunakan untuk melunasi hutangnya dan setengahnya lagi ia simpan. Ia lalu berkat, “Setengah dinar ini cukup bagiku, sedekahkanlah sisanya kepada fakir miskin lain yang membutuhkan.”
Abu Sa’id pembawa cerita ini, mengatakan, “Aku tidak tahu, diantara mereka siapa yang paling dermawan.”

Hikmah Dibalik Kisah

Seseorang yang mau merendahkan dirinya demi mencarikan dana bagi saudara-saudaranya yang tidak mampu memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Rasulullah saw bersabda :
“Barang siapa meringankan (membebaskan) seorang Mukmin dari sebuah beban duniawi, maka Allah akan meringankan (membebaskan) dia dari sebuah beban di hari kiamat. Dan barang siapa meringankan beban (hutang) seorang yang sedang berada dalam kemiskinan, maka Allanh akan memudahkan (urusannya) di dunia dan akhirat. Dan barang siapa menutup aib seorang Muslim, maka Allah menutup aibnya di dunia dan akhirat. Dan sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad)
Sayangnya, ibadah yang agung ini tidak banyak manusia yang mengejarnya. Coba lihat, demi si fakir, lelaki itu segera mendatangi kenalannnya untuk mencari bantuan. Ketika semua orang menolaknya, ia pantang menyerah. Ia pun berziarah ke makam seorang dermawan. Ia mengerti bahwa seorang yang telah meninggal dunia masih dapat mendengar keluh kesahnya, terlebih lagi hamba-hamba Allah yang shaleh. Allah SWT mewahyukan:
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.” (Ali-Imran, 3:169)
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya ketika diletakkan di kubur, mayit mampu mendengar dengan jelas suara alas kaki mereka (para pelayat) ketika meninggalkannya.” (HR. Muslim, Bukhari, Nasai, Abu Dawud, dan Ahmad)
Kesungguhan hatinya membuahkan hasil. Orang yang telah meninggal dunia itu semasa hidupnya adalah seorang yang dermawan. Sungguh menakjubkan, setelah meninggal dunia, ia pun masih ingin berderma. Anak-anaknya pun dermawan, terbukti, ketika harta yang sangat banyak itu ditemukan, mereka tidak rakus. Mereka mengikuti jejak ayahnya. Dan yang mengharukan, ternyata lelaki miskin yang sangat membutuhkan uang tersebut hanya mengambil sebatas kebutuhan dan ia sumbangkan sisanya untuk orang lain yang sedang mengalami kesulitan seperti dirinya. Cerita diatas sedikit mengajarkan kepada kita empat hal, yaitu kemauan untuk berkorban, kedermawanan, ke-qona’ah­an, dan kebesaran jiwa untuk mengutamakan orang lain. Empat sifat yang mulai yang kurang diperhatikan.

0 komentar:

Mari Berbagi Ilmu dengan like fanspage and follow twitter kami..

×
Diberdayakan oleh Blogger.



Follow Us on Twitter..

Pengikut