๑۩๑ Selamat Merayakan Tahun Baru Hijriyah 1435 H, Tetap Perbanyak Shalawat kepada Manusia Terindah, Rasulillah Muhammad Ibni Abdillah ๑۩๑
Senin, 08 April 2013

Kedermawanan Seorang Tuna Netra


Alkisah, suatu hari seorang pria yang terlilit hutang berjalan melewati seorang tuna netra tanpa mengucapkan salam kepadanya. Sang tuna netra pun merasa heran dan bertanya kepadanya :
“Mengapa engkau tidak mengucapkan salam kepadaku?”
“Aku malu, sebab aku masih memiliki hutang kepadamu. Aku tidak ingin engkau mengetahui bahwa aku ada di sini,” jawab orang itu.
“Jika demikian, engkau kubebaskan dari segala hutangmu. Ayo ikut aku ke rumahku,” ujar sang tua tuna netra.
Ia lalu mengajaknya ke rumahnya dan memuliakannya. (Habib ‘Ahmad bin Hasan bin ‘Abdullah bin ‘Alwi bin Muhammad bin Ahmad Al-Haddad, Tatsbitul Fuad, juz 2 halaman 32)






Hikmah di Balik Kisah

Ucapan salam tampak sederhana, akan tetapi sarat dengan makna. Dalam sebuah hadist, Rasulullah saw bersabda:
“Kalian tidak akan masuk surga kecuali setelah kalian beriman. Dan kalian tidak akan beriman kecuali setelah kalian saling mencintai. Maukah kalian kuajarkan suatu amal jika kalian lakukan, maka kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim)
Jika kita simak, ucapan salam merupakan sebuah doa yang luar biasa. Setiap orang yang mengucapkan salam telah mendoakan saudaranya dengan tiga doa, yaitu memohonkan untuknya keselamatan, rahmat dan keberkahan. Seseorang yang mengerti hakikat ucapan salam tentu akan merasa sangat menyesal ketika dia tidak memperoleh ucapan salam dari Muslim lainnya. Baginya, ucapan salam tersebut lebih berharga daripada dunia dan segala isinya.

Membayar hutang memang sebuah kewajiban yang harus ditunaikan. Seorang yang beriman tentu akan merasa sangat malu ketika bertemu dengan orang yang memberikan pinjaman kepadanya sedangkan ia belum mampu melunasi hutangnya. Lain halnya dengan mereka yang tipis imannya, kendati memiliki uang untuk melunasi hutangnya, ia enggan melunasi hutangnya, bahkan tanpa rasa malu ia sanggup mengemukakan berbagai alasan palsu untuk mengelabui orang yang memberikan pinjaman kepadanya. Padahal Rasulullah saw telah bersabda:
“Barang siapa meminjam harta masyarakat dengan tujuan untuk membayar, maka Allah akan melunaskan hutangnya. Dan barang siapa berhutang dengan niat untuk merugikannya (tidak melunasinya), maka Allah akan membuatnya merugi.” (HR. Bukhari)

0 komentar:

Mari Berbagi Ilmu dengan like fanspage and follow twitter kami..

×
Diberdayakan oleh Blogger.



Follow Us on Twitter..

Pengikut