Selasa, 23 April 2013
Kisah Orang Sholeh Yang Menutup Aib Pencuri
Suatu hari seorang pria mencuri beberapa buah anggur dan meyembunyikannya
di balik topi yang ssedang ia kenakan. Secara kebetulan pemilik kebun melihat
semua perbuatan pria tadi, akan tetapi ia membiarkannya begitu saja, karena ia
tidak mau mempermalukannya di hadapan orang banyak. Akan tetapi, ketika ia
hendak meninggalkan perkebunan anggur tersebut, seseorang menghadangnya dan
menggoyang-goyangkan tubuhnya sehingga semua buah anggur curian itu berjatuhan
dari balik topinya. Lekali itu pun menuduhnnya sebagai seorang pencuri.
Menyaksikan hal itu, pemilik
anggur berkata kepadanya, "Semoga Allah menjadikanmu seorang yang shaleh.
Aku menyuruhnya untuk membawa anggur itu di tempat yang aman (dalam topi), akan
tetapi engkau justru memporak-porandakannya." Mendengar ucapan pemilik
anggur tersebut lelaki itu pun tidak lagi menuduhnya sebagai pencuri. Habib
'Ahmad bin Hasan 'Abdullah bin 'Alwi bin Muhammad bin Ahmad Al-Haddad, Tatsbitul
Fuad, juz 2 hal 33.
Hikmah di Balik Kisah
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai seorang pencuri ayam atau
alas kaki dihajar masa dan dipermalukan di hadapan khalayak. Benar, mencuri
memang perbuatan yang salah, tetapi kita sering lupa untuk bertanya, mengapa
sampai ia mencuri ayam ? Ternyata beban kehidupan ini menjdai salah satu
jawabannya. Setelah mengetahui jawaban ini, tentunya justru kita yang
seharusnya merasa malu. Ternyata kita kurang peduli pada saudara-saudara kita,
sampai-sampai ia harus mencuri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Meskipun mencuri itu salah dan berdosa, akan tetapi menghajar masa, pencuri
ayam atau alas kaki, jauh lebih salah dan lebih berdosa, apalagi jika sampai
menyebabkan hilangnya nyawa pencuri tersebut. Sungguh aneh, pencuri ayam mati
dihajar masa,akan tetapi para koruptor kelas kakap diberi tempat terhormat dan
hukuman yang ringan.
Dalam kisah di atas, kita dapat melihat betapa bijaksananya orang-orang
shaleh terdahulu menyikapi pencuri. Mereka tidak serta merta menghukum para
pencuri, akan tetapi meneliti dan menimbang terlebih dahulu, apa yang dicuri,
dan kenapa mencuri. Semoga kita dapat mencontoh akhlak mereka.
Label:
akhlak para wali,
kisah para wali
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar