๑۩๑ Selamat Merayakan Tahun Baru Hijriyah 1435 H, Tetap Perbanyak Shalawat kepada Manusia Terindah, Rasulillah Muhammad Ibni Abdillah ๑۩๑
Rabu, 13 Maret 2013

Putramu Adalah Pinjaman Dari Allah


Ummu Sulaim rha, istri Abu Thalhah ra menuturkan:
Suatu hari, ketika suamiku Abu Thalhah sedang pergi, putraku meninggal dunia. Jenazahnya kuselimuti dan kultetakkan di pojok rumah. Tak lama kemudian Abu Thalha datang. Hari itu dia berpuasa sunnah. Kusiapkan makanan dan ia pun berbuka.

“Bagaimana keadaan putra kita?” tanyanya kepadaku.
“Alhamdulillah, keadaannya jauh lebih baik dari sebelumnya. Sekaranb ia lebih tenang, tidak kesakitan lagi,” jawabku.

Aku lalu berhias dan berdandan. Belum pernah aku berdandan sebaik itu, sehingga di malam itu Abu Thalha ra menggauliku. Keeesokan harinya, aku berkata kepadanya,

“Apakah engkau tidak merasas heran dengan tetanggamu?”
“Mereka diberi pinjaman, tetapi ketika barang pinjaman itu diminta kemblai, mereka merasa sedih dan mengeluh.”
“Betapa buruk sikap mereka,” ujar Abu Thalhah.
“Ketahuilah, putramu juga sebuah pinjaman dari Allah dan kini Allah telah memintanya kembali.”

Mendengar berita kematian putranya tersebut, Abu Thalha ra memuji Allah, mengucapkan kalimat istirjaa (Innalillahi Wa innalillahi Roji’un) kemudian menghadap kepada Rasulullah saw dan menceritakan peristiwa yang baru saja dialaminya. Setelah menyimak ceritanya, Rasulullah saw bersabda:
“Ya Allah, berkatillah mereka dalam (hubungan keduanya) tadi malam”
Pembawa cerita ini berkata, “Berkat doa Rasul saw tersebut, aku melihat 7 putra Abu Thalhah di Masjid dan semuanya ahli membaca Al-Quran.”
Sahabat Jabir ra menyatakan bahwa Rasulullah saw bersabda :
“Aku bermimpi masuk Surga, di sana kulihat Rumaisha, istri Abu Thalhah.

Hikmah dibalik Kisah

Luar biasa, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan ketabahan dan kesabaran Ummu Sulaim. Hari itu suaminya pergi mencari nafkah dalam keasaan berpuasa. Tiba-tiba putranya tercintanya meninggal dunia. Hatinya tentu sedih. Ketika suaminya tiba, ia sadar bahwa suaminya lelah dan lapar. Sebagai seorang istri yang shalehah, Ummu Sulaim mengetahui bahwa sangat tidak tepat jika ia harus menyambutnya dengan berita duka. Karena itulah, ketika suaminya menanyakan bagaimana keadaan putranya, ia menjawab dengan jujur, bahwa keadaan putranya jauh lebih baikk. Ia yakin bahwa saat ini putranya yang belum memiliki  dosa itu berda di Surga Allah. Sebuah jawaban yang sangat bijaksana, tidak berdusta akan peristiwa yang sebenarnya terjadi  dan sekaligus mampu menenangkan hati suami. Ummu Sulaim lalu mempersiapkan hidangan untuk suaminya berbuka. Selepas itu, ia berdandan demi menyenangkan hati suaminya. Coba anda bayangkan, bagaimana kesabaran Ummu Sulaim sehingga ia dapat menyembunyikan semua kesedihannya tersebut di balik wajah yang berseri-seri penuh senyum. Malam itu bahkan ia sanggup melayani suaminya dengan sempurna. Keesokan harinya, di waktu yang tepat, Ummu Sulaim baru memberitahukan kepada suaminya apa yang sebenarnya telah terjadi. Ia mengajarkan kepada kita, bagaimana cara menyampaikan berita duka tersebut dengan cara yang luar biasa indah. Tentu saja sang suami bingung, apakah benar apa yang dilakukan oleh sang istri. Pagi itu juga Abu Thalhah menghadap Rasulullah saw menceritakan apa yang telah terjadi. Beliau saw lantas membenarkan apa yang dilakukan Ummu Sulaim dan mendoakan keduanya.

dikutip dari buku Imam Ghazali bercerita karya Habib Naufal Alaydrus

1 komentar:

Agung N P mengatakan...

Trimakasih, Telah membagi ilmunya ^_^

Mari Berbagi Ilmu dengan like fanspage and follow twitter kami..

×
Diberdayakan oleh Blogger.



Follow Us on Twitter..

Pengikut