Jumat, 03 Mei 2013
Cara Mudah Mendatangkan Rezeki
Banyak orang merasa
bingung, berbagai cara ditempuh, akan tetapi rezeki masih saja sulit dicari.
Sebenarnya tidak perlu bingung lagi, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,
kuncinya adalah kembali kepada Allah dengan beramal dan berdoa. Amal shaleh lah
yang akan menjadi sarana terbaik untuk melapangkan rezeki. Bertaubat dan
Memohon Ampun Kepada Allah, Sedekah Di Kala Lapang Maupun Sempit, Berbakti
Kepada Orang Tua, Menyambung Silaturahim, dan Shalat adalah beberapa contoh
amalan yang akan memudahkan seseorang di dalam menggapai rezeki yang barakah.
1. Bertaubat dan Memohon Ampun Kepada
Allah
Dosa merupakan
salah satu penghambat rezeki seorang hamba. Dalam sebuah hadist, Rasulullah saw
bersabda :
“Sesungguhnya seorang hamba akan terhalang untuk memperoleh rezeki karena sebuah dosa yang ia lakukan.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)
Oleh karena itu,
langkah awal untuk melancarkan jalan rezeki adalah bertaubat kepada Allah dari
semua dosa. Dalam nasihatnya, Habib ‘Abdullah Al-Haddad berkata :
Sarana rezeki
sangat banyak, begitu pula jenis dosa. Seseorang terkadang berbuat dosa yang
berhubungan dengan sarana rezekinya. Sebagai contoh adalah seseorang yang dalam
jual belinya ia suka mengurangi timbangan, takaran dan sejenisnya. Perbuatan
ini akan menghalangi untuk memperoleh rezeki yang berkah dari jual belinya
tersebut. Keberkahan jual belinya sirna dan hartanya akan musnah karena bencana
tertentu. Akhirnya a menjadi miskin (bangkrut), sebagaimana dapat kita saksikan
pada orang-orang yang telibat riba, mereka yang enggan mengeluarkan zakat dan
sejenisnya. Ia tidak memperoleh rezeki dari usahanya tersebut karena melakukan
dosa yang berhubungan dengannya, bukan karena dosa lain. Seaindainya ia
memiliki pekerjaan lain sebagai petani atau lainnya dan tidak berbuat dosa yang
berhubungan dengan pertanian atau pekerjaannya itu, maka ketika ia berbuat dosa
yang berhubungan dengan jual beli, dosanya itu tidak akan menghalanginya untuk
memperoleh rezeki dari pertanian atau pekerjaannya yang lain.
Sedangkan seseorang
yang melakukan dosa yang berhubungan dengan semua atau sebagian besar
pekerjaannya, seperti dosa yang berhubungan dengan uang tunai (alat
pembayaran), maka ia juga tidak akan memperoleh rezeki dari semua pekerjaan itu
(semisal ia bekerja dengan uang modal dari hasil mencuri atau
korupsi, dll). Sebab, uang tunai merupakan sarana utama
untuk memperoleh rezeki.
Sebaliknya,
seseorang yang senantiasa berbuat baik di dalam semua pekerjaannya, maka semua
usahanya juga akan menjadi berkah dan tumbuh maju. Dan jika ia hanya berbuat
baik dalam sebagian pekerjaannya, maka ia juga akan memperoleh kebaikan dari
sebagiannya saja. Kekurangan yang ia lakukan dalam salah satu bidang pekerjaan
hanya dapat diperbaiki melalui bidang yang sama, sebagaimana kekurangan dalam
ibadah lainnya, kekurangan dalam shalat diperbaiki lewat shalat, kekurangan
dalam puasa diperbaiki melalui puasa dan tidak dapat diperbaiki melalui bidang
yang lain.
Seseorang yang
berbuat dosa yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya, seperti zina,
meninggalkan shalat dan sejenisnya, maka keburukan dosanya tersebut akan
mempengaruhi seluruh dirinya, umur maupun rezekinya. Seandainya setelah
melakukan banyak maksiat ia tetap memperoleh rezeki yang berlimpah, maka itu
merupakan Istidraj (adalah keistimewaan atau kenikmatan yang diberikan
Allah kepada musuh-musuh-Nya dengan tujuan untuk membinasakan mereka-Habib
‘Ahmad bin Hasan bin ‘Abdullah bin ‘Alwi bin Muhammad bin Ahmad Al-Haddad, Tatsbitul Fuad, juz 1 halaman 69).
Dalam nasehatnya yang lain beliau berkata :
Aku pernah hidup di
suatu masa, dimana ketika masyarakat memperoleh kesulitan dan musibah, mereka
segera kembali kepada Allah, bertaubat, memohon ampun kepada-Nya, melakukan
berbagai ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Mereka khawatir bahwa musibah
tersebut merupakan sebagian dari siksa yang akan mereka terima di akhirat yang
disegerakan di dunia ini. Mereka segera mencela diri merka sendiri karena telah
berbuat melampui batas. Sedangkan penghuni jaman ini, jika mengalami kesulitan,
mereka justru meninggalkan berbagai kewajiban dan hal-hal yang disunahkan serta
melakukan berbagai kemaksiatan. Dalam keadaan yang seperti ini, mereka
berangan-angan dibebaskan dari kesulitan, mana mungkin hal itu akan terwujud. (Habib
‘Ahmad bin Hasan bin ‘Abdullah bin ‘Alwi bin Muhammad bin Ahmad Al-Haddad, Tatsbitul Fuad, juz 1 halaman 355)
2. Berbakti Kepada Orang Tua
Berbakti kepada
orang tua merupakan salah satu sarana terbaik untuk mendatangkan rezeki. Dalam
sebuah hadist, Rasulullah saw bersabda :
“Jika seorang hamba tidak mau mendoakan kedua orang tuanya, maka rezekinya terputus.” (HR. Ad-Dailami)
Jika tidak
mendoakan orang tua menghentikan rezeki, maka sebaliknya, jika seseorang rajin
mendoakan orang tuanya, ia akan memperoleh limpahan rezeki. Di samping itu,
ridha Allah tergantung pada ridha kedua orang tuanya, lantas bagiamana
seserorang akan mendapatkan rezeki dengan mudah jika ia membuat murka orang
tuanya yang artinya sama saja ia membuat murka Allah ?
3. Menyambung Silaturahim
Tidak satu pun di
antara kita tidak memiliki teman. Seburuk-buruknya manusia, pasti ia memiliki
seorang teman. Sebab, manusia tidak bisa hidup sendiri. Akan tetapi sebanyak
apapun teman, sahabat, keluarga yang kita miliki, semua itu akan menjadi percuma
jika kita tidak menjaga hubungan baik dengan mereka. Hubungan silaturahim yang
buruk merupakan salah satu penghambat rezeki dan sebaliknya. Dalam sebuah
Hadist Qudsi :
(Allah berkata kepada rahim), “Relakah kamu jika Aku menyambung hubungan dengan orang yang menyambung hubungan dengamu dan memutuskan hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad)
Jika Allah
memutuskan hubungan dengan seseorang maka orang itu berada dalam kesulitan yang
sebenarnya. Bagaimana mungkin ia akan menggapai kebahagiaan? Oleh karena itu
agar rezekinya tidak terhambat, kita harus selalu berupaya untuk memperbaiki
hubungan silaturahim dengan kerabat dekat maupun jauh kita. Di dalam sebuah
Hadist, Rasulullah saw bersabda :
“Barang siapa yang senang untuk dilapangkan rezekiya dan diakhirkan ajalnya (diperpanjang umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.” (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
Rasulullah saw
bersabda :
“Barang siapa ingin dipanjangkan usianya dan ditambah rezekinya, maka hendaklah dia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung hubungan dengan rahimnya.” (HR. Ahmad)
3. Mendirikan Shalat
Disebuah perguruan
tinggi, terlihat seorang ustadz sedang menyampaikan ceramahnya dan menjelaskan
bahwa shalat bisa mendatangkan rezeki. Salah satu mahasiswa yang menyimak
ceramahnya protes, dengan ketus ia berkata :
“Ustadz, bagaimana mungkin hanya dengan shalat seseorang bisa mendapatkan rezeki. Hanya sekedar menggerak-gerakan badan (shalat) saja ia dapat rezeki? Kalau mau dapat rezeki kita harus bekerja.”
Dengan santun sang
ustadz menjawab, “Coba kamu tanya kepada polisi yang adal di perempatan jalan
sana. Polisi itu cuma gerak-gerakan tangan saja,” ujar sang ustadz sembari
menirukan gaya polisi ketika bertugas mengatur lalu lintas, ia
menggerak-gerakkan tangannya ke kiri ke kanan maju dan mundur. “Polisi itu
dapat rezeki atau tidak?” tanya sang ustadz.
“Ya, dapat rezeki”,
jawab sang mahasiswa.
“Kamu tidak melihat
polisinya, akan tetapi yang kamu lihat lembaga yang menggajinya bukan?”
demikian pula orang yang shalat, jangan lihta orangnya, akan tetapi lihatlah
Allah yang menggajinya (memberinya pahal dan lain sebagainya).”
Kisah diatas
menyadarkan kita, bahwa shalat merupakan saran yang sangat utama untuk
mendatangkan rezeki, bagaimana tidak, sedangkan Allah sendiri telah menyatakan
dalam wahyu-Nya :
“Dan perintahkan kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya, Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamillah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha, 20:132)
Artinya, jika kita
dan keluarga kita rajin shalat dengan baik, maka Allah pasti akan melimpahkan
rezeki-Nya kepada kita.
Selain shalat lima
waktu, ada beberapa shalat khusu untuk melancarkan rezeki, diantaranya adalah
shalat dhuha.
Label:
ilmu islami,
kumpulan ilmu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
The Tinti titanium headers - Titanium Sports
A tip for the Tinti. titanium jewelry piercing This tip has a long shelf life titanium price and comes in a very short handle. This tip is a great titanium gr 5 option to titanium cartilage earrings use as titanium flash mica a
Posting Komentar