๑۩๑ Selamat Merayakan Tahun Baru Hijriyah 1435 H, Tetap Perbanyak Shalawat kepada Manusia Terindah, Rasulillah Muhammad Ibni Abdillah ๑۩๑
Jumat, 15 Maret 2013

Allah Melihatku


Ada seseorang guru yang mencintai salah seorang muridnya melebihi murid yang lain. Sikap Sang guru membuat mereka cemburu. Pada suatu hari, ia berniat untuk menjelaskan kepada mereka mengapa ia lebih mencintai muridnya itu lebih dari yang lain. Ia kumpulkan semua muridnya dan memberi mereka seekor ayam seraya berkata, “Sembelihlah ayam itu di sebuah tempat yang tak terlihat oleh siapa pun.”
Semua murid melaksanakan perintahnya dan kembali dengan ayam yang tak bernyawa, kecuali murida yang paling ia cintai. Ia kembali dengan ayam hidup ditangannya. Ketiak melihat semua temannya telah menyembelih ayamnya masing-masing, ia merasa heran dan bertanya kepada mereka, “Apa yang kalian lakukan?”
“Kami melaksanakan perintah guru,” jawab mereka.
“Mengapa ayam itu tidak engkau sembelih, seperti yang telah dilakukan oleh teman-temanmu?” tanya Sang guru.

“Aku tidak menemukan tempat yang guru maksud, Sebab, dimana pun aku berada, Allah Maha Melihatku,” jawabnya.
“Ketahuilah, temanmu ini tidak pernah berpaling kepada selain Allah ‘Azza wa Jalla. Karena inilah aku lebih mencintainya,” ujar Sang Guru kepada murid-muridnya.

Hikmah Di Balik Kisah

Kita yakin bahwa Allah Maha Melihat semua perbuatan kita, tapi sayang, keyakinan itu belum mengakar sehingga kita tidak merasa dilihat Allah. Tanpa rasa takut, siang dan malam kita bermaksiat kepada-Nya. Dlam kisah di atas, sia murid  tidak sekedar yakin bahwa Allah Maha Melihat dirinya, akan tetapi dia tleah mampu merasakn hal itu. Di sadar bahwa gerak dan diamnya selalu dalam pengawasan Allah. Itulah yang membedakannya dengan murid-murid yang lain. Ia telah mencapai derajat ihsan. Rasulullah saw bersabda:
“Ihsan adalah engkau menghamba (beribadah) kepada Allah, seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak mampu melihat-Nya, maka sadarilah bahwa Dia Maha Melihatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Saudaraku, jika derajat ihsan belum dapat kita gapai, mari kita berusaha untuk menyadari bahwa dimanapun kita berada, dua Malaikat Allah selalu mengawasi dan mencatat semua gerak-gerik kita, yaitu Raqib dan ‘Atid. Allah mewahyukan:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf,50:16-18)
Sungguh aneh, seorang penjahat tidak berani melakukan kejahatan saat dia menyadari bahwa semua gerak-geriknya sedang diawasi oleh aparat hukum dan agen rahasia pemerintah, sedangkan kita berani berbuat kejahatan dan maksiat kepada Allah secara terbuka, padahal Allah dan segenap Malaikat yang bertugas, setiap saat mengawasi memperhatikan dan mencatat semua perbuatan kita.

dikutip dari buku Imam Ghazali bercerita karya Habib Naufal Alaydrus

0 komentar:

Mari Berbagi Ilmu dengan like fanspage and follow twitter kami..

×
Diberdayakan oleh Blogger.



Follow Us on Twitter..

Pengikut