Jumat, 19 April 2013
Adab Melakukan Perjalanan Jauh ala Rasulullah
Setiap orang tidak terlepas dari
perjalan ke luar kota atau safar. Rasulullah saw menyatakan bahwa safar
merupakan sebagian dari siksa. Sedangkan dalam Hadis yang lain Rasul saw menyatakan safar merupakan
sarana untuk mendapatkan rezeki dan kesembuhan. Rasulullah saw bersabda :
“Safar merupakan sebagian dari siksa. Ia menghalangi salah seorang dari kalian untuk makan, minum, dan tidur. Oleh karena itu, jika ia telah menyelesaikan keperluannya hendaknya ia segera kembali kepada keluarganya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam Hadis lain Rasulullah saw
bersabda :
“Lakukanlah safar maka kalian akan sehat dan mendapatkan rezeki.” (HR. Baihaqi)
Kesehatan dan rezeki terbesar
yang akan diperoleh musafir adalah kesehatan hati dan karunia ilahi yang
bersifat ukhrawi. Agar janji Rasulullah saw di atas terwujud, maka setiap
musafir harus mengamalkan adab dan sunnah safar dengan benar.
1.
Niat baik
Agar safarnya berkah, maka
seseorang harus melakukan safar dengan niat dan tujuan yang baik, bukan untuk
bermaksiat kepada Allah ataupun pergi tanpa tujuan.
2.
Shalat sunnah safar
Sebelum meninggalkan rumahnya,
hendaknya sang musafir melakukan shalat sunnah empat rakaat di rumahnya.
Rasulullah saw bersabda :
“Tidaklah seorang hamba meninggalkan sesuatu untuk keluarganya sebuah peniggalan yang dicintai Allah melebihi empat rakaat yang ia tunaikan di rumah setelah ia mengenakan pakaian safarnya. Di setiap rakaat ia membaca surat Al-Fatihah dan Al-Ikhlas. Kemudian setelah itu ia membaca :“Allahuma inni ataqorrobu bihinna ilaika fakhlufnii bihinna fii ahlii wa maa lii”“Duhai Allah, sesungguhnay aku mendekatkan diri kepadaMu dengan shalatku tadi, maka jadikanlah ia penggantiku yang menjaga keluarga dan hartaku.”Maka keempat rakaat tadi akan mewakili dirinya menjaga keluarga dan hartanya serta menjadi benteng yang menjaga keluarga dan hartanya serta menjafi benteng yang menjaga sekitar rumahnya sampai ia kembali kepada keluarganya.” (HR. Al-Khoroithi)
3 3. Safar
pada hari kamis
Hari terbaik untuk melakukan
safar adalah hari kamis. Dalam shahih Bukhari disebutkan bahwa beliau saw suka
melakukan perjalanan di hari kamis. Dan jika perjalanan tersebut untuk
perdagangan, sebaiknya dilakukan di pagi hari, sebab Rasulullah saw telah
mendoakan agar umatnya mendapatkan keberkahan di pagi hari. Rasulullah saw
bersabda :
“Duhai Allah, berkatilah umatku di pagi hari mereka.” (HR. Ahmad)
Jangan melakukan perjalanan di
hari Jumat, karena hal tersebut tidak disukai oleh Rasulullah saw. Perjalanan
di hari Jumat sering kali menyebabkan musafir tertinggal shalat Jumat.
4 4. Membawa
tas dengan segala perlengkapan
Seorang yang hendka melakukan
perjalan paling sedikit membawa tas kecil yang berisi segala perlengkapan
pentingnya, seperti sikat gigi (siwak), cermin, celak, wewangian, dan beberapa
benda lain yang penting untuk dibawa.
5 5. Mendoakan
keluarga yang ditinggalkan
Musafir yang akan melakukan
perjalanan ke luar kota hendaknya mendoakan keluarganya dengan doa yang
diajarkan oleh Rasulullah saw berikut :
“Astaudi ‘ukallahalladzii laa tadhii’u wa daa i’uhu”“Aku titipkan dirimu kepada Allah yang titipan-Nya tidak akan hilang.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
6 6. Meminta
doa kepada keluarga
Seseorang yang hendak melakukan
perjalanan hendaknya meminta doa kepada sahabat dan keluarganya. Rasulullah saw
sendiri beliau masih meminta doa kepada para sahabatnya.
7 7. Keluarga
mendoakan musafir
Hendaknya keluarga yang
ditinggalkan mendoakan musafir yang akan pergi dengan doa yang diajarkan
Rasulullah saw berikut :
“Astaudi ‘ullahadiinaka wa amaa nataka wa khowaatiima ‘amalika”“Aku titipkan kepada Allah agamamu, amanatmu, dan penutup amalmu.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
8 8. Membaca
doa safar
Setiap musafir hendakknya membaca
doa yang diajarkan Rasulullah saw setiap kali ia akan melakukan perjalanan.
Berikut di bawah ini adalah salah satu doa yang telah diajarkan baginda
Muhammad saw.
“Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, subhanalladzii sakhkhorolana hadzaa wamaa kunna lahu muqriniina, wa innaaaa ila robbinaa lamunqolabuuna, Allahuma inna nasaluka fii safarinaa hadzalbirro wattaqwa, waminal’amali maa tardho, Allahuma hauwan ‘alainaa safaronaa hadzaa, watwi ‘annaa bu’dahu, Allahuma antashshoo hibufissafari walkholiifatu fil ahli, Allahuma inni a’uu dzubika min wa’tsaaa issafari wa kaaaa batilmandhori wasau ilmunqolabi, filmaali wal ahli”“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan hal ini kepada kami dan sebelumnya kami tidak dapat menundukkannya serta sesungguhnya kami pasti akan kembali kepada Tuhan kami. Ya Allah, dalam perjalanan ini kami memohon kepada-Mu kebaikan dan takwa serta amal yang Engkau ridhai. Ya Allah, mudahkanlah perjalanan kami ini dan jadikanlah dekat jarak yang jauh. Ya Allah, Engkaulah Teman dalam perjalanan ini dan Pengurus keluarga (kami). Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari beban berat perjalanan ini dan akibat buruk pada harta dan keluarga (sekembalinya kami nanti).” (HR. Muslim)
9 9. Memilih
teman yang baik
Seseorang yang akan melakukan
perjalanan, jika memungkinkan, hendaknya ia mengajak teman yang baik. Dan jika
perjalanan tersebut dilakukan secara berjamaah bersama beberapa orang, maka
disunnahkan untuk mengangkat salah seorang dari mereka sebagai pemimpin.
1 10. Tasbih
dan Takbir saat jalan naik dan turun
Seseorang yang sedang melakukan
perjalanan disunnahkan untuk mengucapkan kalimat takbir setiap kali menempuh
jalan yang mendaki dan mengucapkan kalimat tasbih setiap kali menempuh jalan
yang menurun. Dalam sahih Bukhari disebutkan bahwa Sayidina Jabir bin ‘Abdullah
ra berkata, “Setiap kali menempuh jalan yang mendaki, kami bertakbir dan jalan
yang menurun, kami bertasbih.”
Oleh karena itu, seorang musafir
yang naik pesawat, maka saat tinggal landas hendaknya ia banyak mengucapkan
kalimat takbir dan saat mendarat ia banyak mengucapkan kalimat tasbih.
1 11. Mendengarkan
lagu
Selama perjalanan juga
disunnahkan untuk mendengarkan lagu-lagu yang tidak haram. Dahulu Rasulullah
saw memiliki pendendang syair khusus yang mendendangkan syair-syair selama
perjalanan beliau saw. Rasulullah saw ingin kita menikmati perjalanan kita.
1 12. Membawa
oleh-oleh
Seseorang yang melakukan
perjalanan, disunnahkan untuk membawa oleh-oleh ketika kembali ke rumahnya,
walau pun hanya sedikit. Rasulullah saw bersabda :
“Jika salah seorang di antara kalian kembali dari safarnya (perjalanannya), maka hendaknya ia membawa oleh-oleh untuk keluarganya dan memberikan kepada mereka sesuatu yang baru sebagai hadiah walau hanya sekedar batu.” (HR. Daruquthni)
1 13. Doa ketika
singgah di suatu tempat
Ketika singgah atau mampir di
suatu tempat, baik untuk beristirahat, menginap, bermain, berbelanja dan lain
sebagainya, kita disunahkan untuk membaca doa berikut :
“A’uu dzubikalimaatillahittammaati min syarri maa kholaq”“Aku berlindung (kepada Allah) dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari segala macam keburukan makhluk-Nya.” (HR. Muslim)
1 14. Doa
memasuki rumah sepulang berpergian
Sepulang dari safar, sesampainya
di rumah, maka bacalah doa yang diajarkan Rasulullah saw berikut :
“Tauban tauban lirobbinaa auban, laa yughoodiru ‘alainaa hauban”“Kami bertobat, kami bertobat. Hanya kepada Tuhan kami, kami kembali. Dia tidak akan membiarkan satu pun dosa kami tersisa.” (HR. Ibnu Hibban)
Label:
ilmu islami,
kumpulan ilmu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar